Powered By Blogger

Rabu, 28 Maret 2012

pengolahan data akutansi


PENGOLAHAN DATA AKUNTANSI

PENCATATAN TRANSAKSI
Salah satu fungsi utama akuntansi adalah melakukan pencatatan keuangan atas transaksi yang terjadi pada usaha kita. Pada obrolan sebelumnya telah dibahas masalah persamaan dasar akuntansi dengan studi kasus CV. Bengkel Mobil Sukses milik anda. Untuk mempermudah obrolan kita baiknya kita tetap gunakan contoh studi pada CV tersebut. Baik langsung saja, berikut ini adalah contoh pencatatan transaksi atas CV. Bengkel Mobil Sukses pada bulan Januari 2011:
1 Januari – Anda telah menginvestasikan uang pribadi anda kepada CV. Bengkel Mobil Sukses sebesar Rp 35.000.000,- adapun pencatatan transaksi sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
35.000.000
-
Modal Pemilik
-
35.000.000

1 Januari – Pembayaran sewa ruko untuk tempat usaha CV. Bengkel Mobil Sukses bulan Januari sebesar Rp 4.500.000,- dengan pencatatan transaksi berikut ini:
Keterangan
Debit
Kredit
Biaya Sewa
4.500.000
-
Kas
-
4.500.000

2 Januari – Dibeli perlengkapan bengkel sebesar Rp 7.500.000,- secara kredit
Keterangan
Debit
Kredit
Perlengkapan
7.500.000
-
Utang Usaha
-
7.500.000

4 Januari – Dibeli peralatan bengkel dari Toko Wijaya Tools seharga Rp 10.000.000,- tunai dengan pencatatan transaksi sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Peralatan
10.000.000
-
Kas
-
10.000.000

6 Januari – Dibeli perlengkapan bengkel seharga Rp 2.500.000,- secara tunai
Keterangan
Debit
Kredit
Perlengkapan
2.500.000
-
Kas
-
2.500.000

9 Januari – Penerimaan atas jasa service kendaraan dari pelanggan secara tunai Rp 1.500.000,- adapun pencatatan transaksi sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
1.500.000
-
Pendapatan Jasa
-
1.500.000

11 Januari – Pejualan jasa service kendaraan dari pelanggan Rp 2.500.000,- secara kredit.
Keterangan
Debit
Kredit
Piutang Usaha
2.500.000
-
Pendapatan Jasa
-
2.500.000

15 Januari – Menerima pinjaman Kredit Usaha Menengah dari Bank Mandiri sebesar Rp 25.000.000,- tunai. Adapun pencatatan transaksi sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
25.000.000
-
Utang Bank
-
25.000.000

17 Januari – Pembayaran utang usaha atas pembelian perlengkapan bengkel tanggal 2 Januari sebesar Rp 7.500.000,-
Keterangan
Debit
Kredit
Utang Usaha
7.500.000
-
Kas
-
7.500.000

19 Januari – Penerimaan atas jasa service kendaraan dari pelanggan sebesar Rp 1.000.000,- secara tunai, adapun pencatatan transaksi sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
1.000.000
-
Pendapatan Jasa
-
1.000.000

22 Januari – Dibeli perlengkapan bengkel sebesar Rp 5.500.000,- secara tunai
Keterangan
Debit
Kredit
Perlengkapan
5.500.000
-
Kas
-
5.500.000

25 Januari – Pembayaran atas pemakaian listrik dan telepon (utility) sebesar Rp 1.500.000,-
Keterangan
Debit
Kredit
Biaya Utility
1.500.000
-
Kas
-
1.500.000

26 Januari – Pengambilan pribadi (prive) oleh anda sebesar Rp 1.500.000,- adapun pencatatan transaksi adalah sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Prive
1.500.000
-
Kas
-
1.500.000

28 Januari – Dibayarkan Gaji kepada 2 orang pegawai bengkel sebesar Rp 3.000.000,- adapun pencatatan transaksi adalah sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Biaya Gaji
3.000.000
-
Kas
-
3.000.000

30 Januari – Penerimaan pembayaran dari pelanggan atas jasa kredit pada tanggal 11 Januari sebesar Rp 2.500.000,- adapun pencatatan transaksi adalah sebagai berikut:
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
2.500.000
-
Piutang Usaha
-
2.500.000

Itulah beberapa contoh pencatatan transaksi akuntansi, dan tentunya saya berharap dengan contoh di atas anda mendapatkan gambaran mengenai akuntansi, dan tentu didalam benak anda sudah tidak ada lagi anggapan bahwa akuntansi itu sulit tapi sebaliknya akuntansi itu mudah, dan bahkan sangat mudah. 

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Persamaan dasar akuntansi. Secara dasar saya anggap anda sudah memahami apa itu akuntansi, dengan beberapa topik yang sudah kita obrolkan sebelumnya tentu anda sudah mempunyai konsep memahami akuntansi dari sudut yang berbeda dan tentunya dengan kesederhanaan.
Pernah di singgung pada bahasan sebelumnya, bahwa antara kepemilkan pribadi dengan kepemilikan usaha (perusahaan) adalah terpisah. Anda dan usaha “Jual gado-gado” terpisah, masing-masing memiliki satu kesatuan yang utuh. Uang anda ya uang anda, uang perusahaan ya uang perusahaan (meskipun pada dasarnya adalah uang anda sendiri, tetapi anda sudah menginvestasikan kepada usaha anda, jadi 100% milik usaha anda), dalam akuntansi hal itu dinamakan konsep entitas bisnis (business entity), yaitu pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
Okey kita masuk pada contoh yang lebih real pada persamaan dasar akuntansi, misalnya anda memiliki usaha dengan nama “Bengkel Mobil Sukses” anggap saja usaha anda ini sudah disahkan oleh menteri Hukum dan HAM menjadi bentuk CV sehingga menjadi “CV. Bengkel Mobil Sukses”. Ingat, sekarang terdapat dua entitas, anda dan perusahaan anda.
Dari pembentukan CV. Bengkel Mobil Sukses (perusahaan), anggap saja anda menginvestasikan uang Rp 25.000.000,- guna menjalankan bisnis anda. Maka, uang tersebut menjadi milik bisnis anda tetapi anda masih mempunyai kepentingan atau hak pada usaha anda. Apabila kedua hal tersebut kita aplikasikan pada persamaan dasar akuntansi, maka akan terlihat sebagai berikut :

                      SISI KIRI                                         SISI KANAN
Harta / Aktiva
=
Modal Pemilik
Keterangan
25.000.000,-
25.000.000,-
Setoran pemilik

Dari persamaan di atas terlihat bahwa harta perusahaan anda bertambah Rp 25.000.0000,- dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 25.000.0000,-. Anda harus selalu ingat dengan konsep Debit dan Kredit, dengan persamaan ini akan selalu seimbang antara sisi kiri dan kanan. Jika tidak begitu, saya jamin anda akan mengalami kesulitan. So, follow me okey   .

Transaksi Persamaan Dasar Akuntansi
Jika kemudian perusahaan anda meminjam uang dari kreditor atau Bank sebesar Rp 20.000.000,- maka harta perusahaan anda bertambah Rp 20.000.000,- dan Utang usaha dari pinjaman bank bertambah Rp 20.000.000,- sementara Modal pemilik tidak ada penambahan, kecuali anda investasi lagi kepada perusahaan anda. Okeh, kita masukkan lagi pada persamaan dasar akuntansi :

Aktiva
=
Utang Usaha
+
Modal Pemilik
Keterangan
25.000.000
25.000.000
Setoran pemilik
20.000.000
20.000.000
Pinjaman Bank
45.500.000
=
20.000.000
+
25.500.000
Total

Perusahaan anda didirikan tentunya untuk memaksimalkan laba atau menghasilkan keuntungan. Kegiatan perusahaan anda berupa pelayanan kepada pelanggan, yaitu jasa perbaikan kendaraan. Misalkan perusahaan anda memberikan service kepada pelanggan, dan sebagai imbalannya perusahaan menerima uang sebesar Rp 500.000,- atas jasa service tersebut. Adapun pengaruh transaksi pada persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut :

Aktiva
=
Utang Usaha
+
Modal Pemilik
Keterangan
25.000.000
25.000.000
Setoran pemilik
20.000.000
20.000.000
Pinjaman Bank
500.000
500.000
Pendapatan service
45.500.000
=
20.000.000
+
25.500.000
Total

Mari kita peta kan mengenai deskripsi di atas :
  • Uang perusahaan bertambah sebesar Rp 500.000,- dari pedapatan service, transaksi ini menambah harta perusahaan.
  • Penambahan harta karena kegiatan usaha mempengaruhi penambahan Modal, sehingga secara tidak langsung akan menambah akun Modal pemilik sebesar Rp 500.000,-.
Pada contoh kasus di atas, perusahaan anda menjual jasa service yang kemudian langsung menerima uang imbalannya. Penjualan jasa sperti ini disebut penjualan tunai. Kadang dapat saja perusahaan sudah memeberikan pelayanan jasa akan tetapi uangnya tidak langsung diterima. Transaksi ini merupakan penjualan jasa secara kredit atau non-tunai.
Karena perusahaan telah memberikan pelayanan jasanya kepada pelanggan berarti perusahaan telah menciptakan pendapatan. Dengan itu perusahaan mempunyai tagihan jasa kepada pelanggan, maka kemudian transaksi ini juga harus dicatatat. Misalkan perusahaan menjual jasa service secara kredit Rp 750.000,- maka harta perusahaan berupa piutang usaha bertambah sebesar Rp 750.000,- dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 750.000,-, adapun persamaan dasar akuntansinya akan tampak sebagai berikut :

Aktiva
+
Piutang Usaha
=
Utang Usaha
+
Modal Pemilik
Keterangan
25.000.000
25.000.000
Setoran pemilik
20.000.000
20.000.000
Pinjaman Bank
500.000
500.000
Pendapatan service
750.000
750.000
Pendapatan service kredit
 45.500.000
+
750.000
=
20.000.000
+
26.250.000
Total

Pada kegiatan usaha perusahaan disamping mendatangkan pendapatan, juga mengakibatkan munculnya pengeluaran uang, misalnya untuk membayar gaji karyawan, membayar biaya listrik, dan telepon dan laiinya. Misalnya perusahaan anda membayar gaji karyawan sebesar Rp 1.150.000,- maka pengaruh dari transaksi ini adalah sebagai berikut :
  • Harta perusahaan berkurang sebesar Rp 1.150.000,-
  • Modal perusahaan berkurang sebesar Rp 1.150.000,-
Adapun transaksi tersebut persamaan dasar akuntansinya akan tampak sebagai berikut :

Aktiva
+
Piutang Usaha
=
Utang Usaha
+
Modal Pemilik
Keterangan
25.000.000
25.000.000
Setoran pemilik
20.000.000
20.000.000
Pinjaman Bank
500.000
500.000
Pendapatan service
750.000
750.000
Pendapatan service kredit
-1.150,000
-1.150,000
Biaya gaji karyawan
44.350.000
+
750.000
=
20.000.000
+
25.100.000
Total

Pengurangan harta dan atau bertambahnya utang yang diikuti oleh pengurangan modal sebagai akibat oleh kegiatan usaha disebut expense atau beban atau biaya. Dengan demikian biaya menunjukkan besarnya pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.
Transaksi keuangan yang lain dapat berupa penyetoran uang oleh pemilik dan penarikan uang oleh pemilik. Penyetoran uang mengakibatkan kas perusahaan bertambah dan modal bertambah, namun penambahan ini tidak berasal dari kegiatan usaha, oleh karena itu bukan termasuk pendapatan ataurevenue


SIKLUS AKUNTANSI
Dalam mengelola perusahaan, uang yang diterima maupun dikeluarkan perlu dimanajemeni dengan baik. Masuk keluarnya uang perlu dicatat dengan tertib, sehingga dapat diketahui posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam memanajemeni fungsi keuangan perlu didukung fungsi akuntansi dan pembukuan yang baik dan benar.
Pengertian akuntansi telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dimana akuntan disebut juga dengan pemegang buku karena fungsi mereka mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi ke dalam buku yang disebut jurnal dan buku besar. Daftar seluruh transaksi keuangan perusahaan ini merupakan dasar untuk menghitung apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian.
Dari data keuangan yang dicatat berkesinambungan tersebut selanjutnya dapat diolah sehingga menghasilkan laporan keuangan. Semua kegiatan tersebut dikenal sebagai siklus akuntansi. Pengertian siklus akuntansi adalah meliputi tahap pencatatan atau pembukuan (ke dalam jurnal dan buku besar), pengolahan atau pemrosesan (dengan membuat neraca percobaan pada kertas kerja berlajur dan melakukan penyesuaian), dan pembuatan laporan keuangan berupa neraca, perhitungan laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas yang merupakan hasil dari pengolahan data keuangan.
Urutan prosedur akuntansi sebagaimana normalnya dilakukan selama periode akuntansi atau disebut juga siklus akuntansi memiliki beberapa tahap antara lain :
  1. Penganalisisan transaksi (analyzing transactions).
  2. Pencatatan atau pembukuan transaksi ke dalam jurnal (recording transactions in journals).
  3. Pemindahan debit dan kredit dari jurnal ke akun atau rekening yang sesuai dalam buku besar (posting debits and credits from journals to individual accounts).
  4. Mempersiapkan neraca percobaan dan mengkompilasikan angka-angka yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan (mempersiapkan suatu lembar kerja).
  5. Mempersiapkan laporan keuangan (preparing financial statements).
  6. Membukukan penyesuaian dan menutup buku jurnal (recording adjusting and closing entries in the general journal).
  7. Melakukan penyesuaian sesuai posnya dan menutup buku (posting adjusting and closing entries).
  8. Menyiapkan neraca percobaan setelah menutup buku (preparing a post-closing trial balance).
Siklus Akuntansi – Pembukuan Transaksi Keuangan
Setiap kejadian dalam perusahaan yang berpengaruh atau berkaitan dengan keuangan dikenal sebagai transaksi, dan tentu saja transaksi harus dicatat atau dibukukan (recorded). Sebagai contoh pengeluaran maupun pemasukan uang (transaksi tunai), dan penggunaan bahan baku atau pembantu (transaksi memoria). Dalam setiap transaksi tertentu ada bukti pendukung tertulis yang dikenal sebagai dokumen dasar atau dokumen sumber (source documents).
Siklus Akuntansi – Dokumen Sumber atau Bukti Dasar
Dokumen sumber atau bukti dasar merupakan dokumen bukti yang menunjukan adanya transaksi. Bukti dasar ini dapat berupa kuitansi, nota, bon, tanda terima, dan bukti lainnya. Berdasarkan bukti tersebut kemudian dilakukan pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal. Sehingga aliran data yang berkenaan dengan transaksi dapat ditunjukan sebagai berikut :
  1. INPUT   : Transaksi bisnis yang ditunjukan dengan Bukti Dasar
  2. PROSES : Bukti Dasar memberi informasi yang diperlukan untuk memasukan transaksi dalam Jurnal – Jurnal member informasi yang dibutuhkan untuk memindahbukukan debit dan kredit ke rekening yang sesuai dalam Buku Besar
Siklus Akuntansi – Penggunaan Jurnal
Dalam praktek akuntansi semua transaksi pertama kali dicatat secara urut dalam buku jurnal dengan suatu pola yang menunjukkan secara jelas perubahan debit dan kredit dalam setiap rekening. Pemegang buku mencatat transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan ke dalam buku jurnal.
Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal menggunakan sistem akuntansi secara berpasangan (double entry). Pencatatan berpasangan ini merupakan pencerminan bahwa pencatatan satu rekening akan mempengaruhi rekening lainnya, baik bertambah maupun berkurang. Secara periodik, catatan debit dan kredit tersebut dipindahkan dari jurnal ke berbagai rekening yang sesuai dengan buku besar. Proses pemindahan sesuai dengan rekening atau posnya ini dikenal sebagai pemindahbukuan (posting).

BUKU BESAR      
Buku besar merupakan alat yang dipergunakan dalam mencatat suatu perubahan yang terjadi pada perkiraan-perkiraan tertentu yang dipengaruhi oleh adanya transaksi keuangan. Jika anda masih bingung dengan pengertian tersebut, kita langsung praktek aja yah   .
Mencatat  transaksi dalam daftar jurnal bisa dikatakan sudah tidak praktis lagi (lihatpencatatan transaksi). Sebagai gantinya perusahaan membuat satu catatan akun untuk masing-masing jenis harta, utang, dan modal. Demikian juga dengan pendapatan, biaya, dan prive (penarikan dana oleh pemilik), masing-masing juga dibuat catatan tersendiri yang lazim disebut perkiraan buku besar atau akun atau account atau rekening buku besar. Bentuk dari account buku besar dapat digambarkan seperti di bawah ini :
Nama Perkiraan :                                                                               No. :
Debit                                                                                                       Kredit
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
 1 2 3

Jika kita teliti akun buku besar di atas, terdapat empat kolom pertama dari kiri itu sama dengan empat kolom kedua. Empat kolom di sebelah kiri disebut sisi debit dan empat kolom di sebelah kanan disebut sisi kredit. Anda tentunya masih ingat kan dengan pembahasan mengenai dasar akuntansi, jika lupa silahkan lihat topik dasar akuntansi   .

Menggunakan Perkiraan Buku Besar
Jumlah account buku besar yang harus digunakan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Jika perusahaan memiliki empat jenis harta yang terdiri dari kas, piutang, perlengkapan dan peralatan maka perusahaan membuat empat account untuk harta. Untuk mencatat saldo dan perubahan kas disediakan satu perkiraan dengan nama “Kas”.
Untuk mencatat piutang disediakan satu perkiraan “Piutang” dan seterusnya. Demikian juga dengan hutang dan modal serta pendapatan. Selanjutnya perusahaan biasanya mengeluarkan macam-macam biaya atau beban misalnya beban gaji, beban listrik dan sebagainya. Masing-masing jenis beban disediakan satu account buku besar.
Jika kita ingat pada persamaan akuntansi pada artikel sebelumnya, harta secara normal dicatat di sisi kiri, dengan itu saldo Kas dicatat di sebelah kiri (debit) dan jika berkurang dicatat di sisi kanan (kredit).
Misalnya perusahaan anda meneriman uang kas sebesar Rp 1 juta yang berasal dari pinjaman Rp 250 ribu dan dari dana pribadi anda sebesar Rp 750 ribu, maka jurnalnya adalah:
Keterangan
Debit
Kredit
Kas
1.000.000,-
-
Utang
-
250.000,-
Modal Pemilik
-
750.000,-

Jika kita memasukan jurnal transaksi tersebut ke dalam perkiraan buku besar maka akan terlihat sebagai berikut:
Kas
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
1.000.000,-

Pada perkiraan buku besar kas, penambahan uang Rp 1.000.000,- akan dicatat pada sisi debit. Dan jika ada pengurangan akan di catat di sisi kredit

Utang
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
250.000,-

Pada persamaan akuntansi saldo normal utang dicatat di sisi kanan, oleh karena itu saldo utang dicatat di account buku besar utang pada sisi sebelah kanan. Jika utang bertambah, maka penambahannya dicatat pada sisi kanan (kredit), dan apabila berkurang, maka utang dicatat pada sisi kiri (debit).

Modal Pemilik
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
Tgl.
Keterangan
Ref.
Jumlah
750.000,-

Seperti halnya utang, modal pemilik pada persamaan akuntansi memiliki saldo normal yang terletak di sebelah kanan, dengan begitu jika ada penambahan modal pemilik maka dicatat pada sisi sebelah kanan (kredit) dan apabila ada pengurangan modal pemilik maka akan dicatat pada sisi sebelah kiri (debit).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar